20150325

Ngidol? Hobby macam apa itu..


Berikut bukan hasil dari riset atau pencarian data atau juga karya ilmiah, ini semua adalah ide, pendapat, atau bahkan hanya seonggok kalimat- kalimat yang mengalir di otakku, jadi no offense given, no agree or dissagree, no right or wrong, no we or us, no you just me. So.. here we go

We are JKT48!

"NGIDOL?"

Kira kira seperti itulah pertanyaan atau reaksi yang sering kali terlontar ke arahku saat mereka mengetahui hobby apa yng aku punya, cowok kok ngidol?

Lha lu cowok pake make up woles aja gue (sabar sabar gak gini caranya -__- ).

Okeeh.. pada kesempatan kali ini saya mau cerita cerita tentang hobby saya yang absurd abis, bukan absurd juga si sebenernya kalo orang mau membuka hati sedikit mah normal aja, seperti bapak2 yang masih hobby main layang layang, ato main RC bahkan mengumpulkan action figure, hobby kan bentuknya bermacam macam.

Apakah lantas dia kekanakan? Kalo pengen digampol sih oke, tapi yang jelas gue gak mau

Menurut pemahaman saya hobby bertujuan untuk mencapai kepuasan pribadi, nah… kepuasan pribadi orang kan bisa dicapai dengan cara yang macam macam gak hanya dengan dengan pikiran (red: aturan) mainstream misal mainan itu buat anak2, bapak2 mainannya mesin mobil ato motor dan abg buat om om sebagainya dan sebagainya ehm… ehm... kira kira begitulah pemikiran saya. Tujuan akhir adalah puas, jadi sah sah saja menurut saya kalo dalam mencapai kepuasan itu dengan membengkokkan aturan aturan normatif atau mainstream di masyarakat. Jadi bukan saya ingin emncari pembenaran atas tindakan yang saya lakukan, tapi setidaknya ini lah yang saya rasakan dalam menjalani hobby saya yang satu ini.

"Hobby awal saya apa sih?"

Sebenarnya hobby saya banyak, karena dulu, hobby saya fleksibel menyesuaikan kemampuan dan harus menekan keinginan. Komik adalah hal pertama yang aku koleksi, bukan yang addict banget malah berantakan hobby awal saya yang satu ini, volume nya lompat2 karena saya hanya beli saat ada uang lebih aja, dan itu datangnya sangat jarang, dan berakhir kandas saat ada komik online. Kedua mendengarkan musik, karena selera saya yang sangat anti-mainstream sudah bisa dipastikan tidak ada orang yang akan suka dengan koleksi musik saya kecuali emang udah gesrek dari sononya, dan hobby saya ini mempunyai tantangan tersendiri, karena sulit banget mencari lagu ini karena disamping alirannya yang anti mainstream kadang saya kesulitan untuk mencari lagu dengan kualitas yang bagus. Akan kita bahas sedikit demi sedikit di tulisan saya ini jadi kita lanjutkan saja, yang jelas hobby ini masih berlanjut sampe sekarang. Ketiga menggambar.. udah si gitu aja, gak ada yang bisa dijelaskan dari hobby saya yang satu ini, saya merasakkan kepuasan tersendiri bisa menggoreskan sesuatu di kertas kosong. Sebenarnya bukan hobby yang ramah lingkungan juga si karena hasrat ingin menggambar pasti keluar saat melihat kertas kosong. Semua bertujuan untuk mencapai kepuasan diri ku sendiri.

"Terus kenapa harus ngidol?"

Genre musik favoritku pada dasarnya adalah Japanese Music, jadi gak melulu pop maupun rock, asal dari jepang dan nyantol di hati entah itu Pop, Rock, Jazz, Acapella, RnB, Rap, bahkan kalo ada genre lagu dangdut pun asal enak di dengar pasti gue demen. Hampir lebih dari 80% dari koleksi lagu ku adalah Jepang, dan sudah dipastikan 95% lebih aku gak ngerti apa arti lirik lagu lagu itu. Musik is not about the lyric, kata gue si gitu, asal nyantol di hati biar Instrumental sekalipun akan gue denger berulang ulang.
Dari segitu banyaknya koleksi Japanese Music milikku, ada beberapa lagu dari AKB48 nyempil di sana sini, tapi masih belum berhasil menggerakkan hatiku. Asal tahu aja si ni group isinya banyak banget dan gak pernah sedikitpun di pikiranku kalo konsep ini akan dijual di Indonesia. Lagunya emang cathcy tapi ya lagu jepang sebagian besar memang gitu, jadi masih belum merasakan yang special. Sampailah saat JKT48 mulai diperkenalkan di Indonesia, dan reaksi saya saat awal mereka debut adalah… Meh..

Bahkan saat lagu Heavy Rotation mulai dikumandangkan dimana-mana, masih belum juga melirik ke idol group harapan bangsa satu ini. Saat mereka sudah mulai diperkenalkan lewat iklan dan acara TV, okelah tapi pun hati ini belum tergerak. Dan pada suatu waktu tanpa sengaja aku medengar mereka akan merilis single baru dengan tanggal dan lagu yang sama dengan sister group mereka, Koisuru Fortune Cookie, eh... lagunya gokil ni, asik juga lagunya, siapa yang nyanyi ya? mulai lah saya browsing sana-sini dan menemkan bahwa para gadis-gadis itulah yang membawakan lagu tersebut. Mulailah gerakan gerilya untuk ngidol mulai terjadi. Semua berawal dari lagu. Mulailah gue tahu ada yang namanya Melody Nurramdhani Laksani, Shania Junianata, Cindy Gulla, Beby Chaesara Anadila, Gabriella Margareth Warauw. tapi kok ya wajah member terdepan di lagu tersebut nggak ada ya, siapakah gerangan dia. gak butuh lama untuk menemukan dialah sang oshi pertama dan gak akan tergeser posisinya karena dialah yang mengenalkanku pada "dunia" ini, Haruka Nakagawa.

Dan saat semua semakin jelas, mulailah gerakan kepoin member dan JKT48 dimulai YAHAAA!!

Kenapa ngidol? Karena asik tau

Gak pernah ada momen khusus yang menasbihkan, "okeh, sekarang gue ngidol!", semua mengalir begitu saja, semua ikhlas gue lakukan untuk mendukung mereka.

"Terus apa sih JKT48?"

Sebenarnya gak salah juga kalau mereka disebut girlband, toh memang paket itu yang mereka suguhkan. Hanya tema dan cara penyajian si girlband ini aja yang beda dari yang lain. Idol you can meet.  Itu yang mereka jual ke publik, mereka menawarkan kesempatan fans dan idola mereka untuk tumbuh dan berkembang bersama. Melibatkan "konsumen" dalam pengembangan sebuah "produk" bukan cara yang jelek juga dalam hal jualan, tapi seperti biasa kita terlalu takut dengan perubahan yang mendadak, jadi daripada harus melakukan inovasi kita lebih memilih untuk memilih melakuakn hal yang sudah pasti laku di pasar secara berulang sampai akhir nya pasar jenuh dan baru mencari hal produk bar untuk dijual, kurang lebih seperti itulah.

Jadi “ini” bukan sekedar terinspirasi dari konsep sister group nya di Jepang sono dan coba diterapkan di sini, tapi benar benar branch dari bisnis yang sudah jadi di sana dan dijual dengan bahan baku lokal namun tetap dengan cita rasa negara aslinya (ngomongin apa ya gue). Sebenarnya sudah ada banyak vocal group dengan konsep Idol di Indonesia, coba deh maen ke japanesestation.com pasti kalian akan menemukan banyak sekali idol group di Indonesia, tapi masih beraktifitas di dalam forum dan komunitas saja atau bisa dibilang UnderGround dan karena basisnya hanya fanbase saja jadi sulit sekali untuk menembus dunia mainstream dengan genre dan konsep yang benar benar baru. Tapi orang di balik JKT48 berani untuk mengambil langkah besar untuk membawa bisnis ini di Indonesia, dan asal tahu saja JKT48 merupakan sister grup pertama AKB48 yang berada di luar Jepang. Gue gak mau membahas yang lebih dalam tentang bisnis dan background orang dibelakang ini semua, disamping gak sanggup kakak, gue juga merasa gak punya kompetensi yang cukup untuk membahas ini, daripada memebrikan informasi yang salah lebih baik kita kembali ke Hobby.

"Apa yang lu cari dari ngidol? Hanya menikmat sekelompok gadis muda pamer pamer body" 

Gue seseorang pernah berkata

“Misal anda doyan banget sama soto, haruskah saya yang pada dasarnya gak doyan soto harus memaksakan doyan soto hanya untuk terlihat normal di depan anda dan membuat anda bahagia? Who the Fuck are you!?”

Kira kira begitulah analogi paling idiot dan mudah untuk menggambarkan keadaan yang aku alami. Bukankah setiap orang memiliki cara sendiri untuk mencapai kepuasannya. Saat anda merasa normal membeli tas jutaan rupiah untuk menghilangkan stress yang secara fungsi juga tidak ada perbedaan dengan kantong kresek, membeli sepatu dengan harga tidak normal dengan tujuan akhir diinjak injak adalah hal normal, mentraktir pacar anda di tempat makan mahal dengan tujuan hanya untuk membuat orang yang belum ada kepastian 100% akan menemani anda sepanjang hidup anda terkesan adalah normal, saat anda merasa normal menyanyikan lagu barat yang artinya anda juga belum tentu mengerti hanya dengan alasan ada dipuncak chart adalah normal, saat anda merasa kejang kejang hanya dengan melihat aktor pujaan berakting menjadi orang lain di sebuah film adalah hal normal, saat anda merasa pandai karena sudah bisa mengomentari keadaan politik di negeri ini dengan bahasa inggris tanpa melakukan apapun menjadikan anda normal, memamerkan masakan luar negeri yang bahkan namanya tak ada seorangpunakan tahu kalo anda cuma ngibul akanmemebuat anda normal, so... what's your point!! apakah ada yang salah dengan yang aku lakukan, are you even normal enough untuk mencibir atau memberikan pandangan negatif tenatng jalan apa yang aku pilih.

Masih banyak pendapat yang menyatakan bahwa gue mungkin mengalami dissorientasi seksual karena suka bocah bocah di bawah umur. Dan jawaban saya dalah, semua tergantung mindset. Saat anda merasa normal masih menikmati serial Doraemon tak lantas anda mengidap down syndrome, karena anda merasa normal menonton 50 Shades of Grey tak lantas anda mengidap penyakit HyperSexual karenanya, dan saat anda membiarkan anak di bawah umur menikmati Spongebob tak lantas anda langsung seketika menyandang "The Most Retarded Parent of the Year". Menurut gue kalau masih ada aja pikiran yang menjurus bahkan nyrempet nyremepet ke arah sex, dalam hal ini ngidol, saya berani memastikan bahwa anda masih belum sepenuh hati mendukung idola kalian. Dan saya berani menjamin anda lah yang akan menjadi supporter tai yang akan menerca dan kecewa berat saat idola anda mendapat cobaan tak perduli seberapa besar atau kecil cobaaannya. 


"Lalu apa yang anda dapat dari ngidol? buang buang duit doang"

Kepuasan. Dan anda tidak akan pernah bisa merasakan kepuasan yang dirasakan orang lain, tidak akan bisa. Air putih akan terasa jauh berbeda tergantung yang meminum. Bahkan rendang-pun akan terasa memuakkan tergantung siapa yang memakan. Gubuk reyot di samping sungai akan jauh lebih nyaman daripada kamar hotel bintang lima tergantung siapa yang menempatinya. Kepuasan pribadi saudara-saudaraku sekalian.

"Sampe kapan mau ngidol? emang kalo udah nikah bakal terus-terusan ngidol?"

Hobby. Umur. Kehidupan rumah tangga. Hal itu merupakan salah tiga dari berjuta parameter yang tidak ditakdirkan akan bersama dalam satu persamaan. Kenapa? Karena masing masing berada di dimensi yang berbeda. Anda tak akan bisa mengukur jarak dengan satuan besarnya cinta anda terhadap seseorang. Anda tidak bisa mengukur rasa lapar anda dengan satuan kapan anda akan merasa bosan dengan pasangan yang anda sayangi sekarang. Anda tidak bisa mengukur umur anda dengan satuan kapan rumah tangga anda akan berakhir. Hobby yang baik adalah hobby yang bisa memuaskan anda tanpa harus menganggu lingkungan anda beda lagi kalau lingkungan anda emang ee' dan berusaha merubah anda untuk menjadi sama dengan yang lain dengan alasan normalisasi level anda di mata masyarakat yang bahkan gagal mengerti kebutuhan orang perorang.

Selama gue mampu gue akan terus menjalanan hobby ini, seperti air mengalir entah arusnya akan semakin besar atau malah akan semakin surut, akan aku pastikan kalau ini akan terus mengalir dan pada akhirnya pun..

Viva JKT48!!

Bagiku ngidol seperti masuk ke area permainan lagi. Aku bisa berekspresi sebebas bebasnya dengan tetap memegang rule permainan yang ada. Kenapa area permainan lagi? Karena pada dasarnya emang suka Jejepangan, jadi saat kita punya idol kita sendiri kenapa tidak kita manfaatkan momen ini untuk mendukung produk kita sendiri di saat ramainya dunia produksi musik yang tak jelas arahnya kemana. Dan kenapa ada rule? Karena disitulah asiknya main disini (red. Idoling), apalah arti sebuah permainan tanpa sebuah rule.

Inilah mereka yang aku puja

 
 Inilah mereka yang aku support

 So let's have fun... together

Pada dasarnya saya lelah jadi perbandingan dengan orang lain yang achieved hal hal mainstream yang bisa membuat bangga orang lain, come on.. you not even close with what I've been through. So sungguh hal yang amat sangat tidak adil sekali jika membandingkan manusia satu dengan yang lain. Dan ukuran kesuksesan bukan hanya sekedar materi, meteri dan materi. Jadi efeknya adalah semakin banyak orang yang mencibirku dengan apa yang aku lakukan aku semakin aku menjadi jadi menjalaninya.So keep tryin' cuy..



Share: