20150416

Pembenaran Sebelum Meng-Kita-kan Aku dan Kamu


Aku?

Aku. Seseorang yang sedang menikmati kebebasannya. Setelah semua upaya yang telah dilakukan untuk bertahan. Setelah semua daya upaya untuk menyiasati kejenuhan. Setelah semua rencana dikemas dengan sedemikian rupa untuknya. Seseorang yang sedang menjalani semuanya dengan santai. Seseorang yang diam-diam memendam sedikit rasa dengan teman. Seseorang yang mudah sekali jatuh cinta pun dia dengan begitu cepat larut dalam keputusasaan. Seorang yang gak pandai berencana kedepan, lebih menikmati apa yang ada sekarang dan kemauan yang teramat sangat kurang untuk maju. Seseorang yang sangat negatif menilai dirinya. Seseorang yang mudah terbakar energinya dengna pujian.

Selain kegesrekan otak yang sudah memasuki stadium akut, tidak suka kesendirian namun disaat yang bersamaan juga memebenci keramaian. Menikmati dunia dari sudut pandang orag ketiga. Punya dunia sendiri, dan merasa canggung dengan dunia baru. Kemampuan adaptasi yang sangat rendah dengan lingkugan baru.

Begitu banyak warna dalam dirinya, namun mendadak kelabu dan suram saat ditanya warna apa yang sedang menari saat ini.

Aku bukan orang yang menarik. Berusaha menumbuhkan cinta hanya sekedar untuk memenuhi utang budi kepada orang yang memberi utang yang tak terbayar padaku. Beban yang secara tak langsung dijatuhkan dipundakku.

Aku mah orangnya gitu, kalo kamu? Shine bright like a diamond

Serius, tapi akan muak saat orang disekitarnya juga serius. Suka bercanda, namun akan gelisah saaat semua mulai berpaling darinya. Sangat mudah menilai orang lain, namun murka saat orang lain menilai diri sendiri. Pandai memainkan emosi, namun sangat mudah ditebak apa yang dirasakan saat itu. Pendengar yang baik, namun sulit mengatakan apa yang sedang dirasa. Benci di depan, tidak suka di samping, apalagi mengawasi di belakang, sangat menikmati saat berada ditengah, bersama yang lain, merasa aman saat ada orang lain disekitar. Menikmati kehadiran seseorang dan tidak berharap interaksi dengan yang lain.

Ingin segera menemukan seseorang untuk menampung segala imajinasi tak lazim yang dimilikinya. Sekedar untuk berpuas diri. Namun tidak mau beranjak mau. Mungkin belum. Mungkin juga tak akan.

Entahlah apa yang akan terjadi esok. Hanya menikmati keadaan yang nyaman sekarng.

Kamu?

Kamu. Sosok yang menyambut kedatanganku. Di tempat yang orang lain tidak akan mengira, karena ornag normal tidak akan berpikir akan berakhir ditempat seperti itu. Tempat para pencari. Mungkin.

Sosok yang selalu ada saat dibutuhkan saat kepala terasa penuh, jemari terasa gatal, saat mulut ingin berucap, saat ingin berbagi, saat ingin memberi. Tak ada keluh, selalu menerima dan membalas dengan pas apa yang kuberi. Mungkin.

Sosok itu hanya mungkin. Mungkin. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya sosok itu rasakan.

Kadang seakan memberi umpan untuk disambut. Mungkin.

Sosok itu hanya bisa kunilai dengan mungkin. Karena hanya mungkinlah jarak teredekatku dengannya. Sosok yang tidak pernah memberi penolakan atas semua respon yang kuberi. Sekali lagi mungkin. Mungkin.

Ada apa dengan status?

Status. Bahkan saat sendirian pun kita masih membutuhkan sesuatu ini. Semua berjuang demi status. Sebuah level yang harus dicapai. Bahkan bisa juga jaminan atas keberadaannya. Sebuah tempat mereka berdiri untuk dilihat orang lain. Sebuah pegangan untuk maju. Sebuah pegangan untuk terus berjalan.

Semua rela berjuang untuk bisa mencapai level ini. Pun ada juga yang begitu cintanya dengan apa yang dikerjakan sampai level hanyalah sebuah bonus atas kecintaannya atas apa yang dia telah lakukan. Karena dengan level ini akan datang semua fasilitas dan juga pengakuan dari orang lain akan keberadaan dirinya. Hanya pengakuan dari orang dengan posisi struktural lebih tinggi darinya, agar orang lain tau diana keberadaannya.

Jaminan yang ingin dicapai untuk kehidupan di masa depan yang tidak menentu. Jaminan atas pilihan yang akan datang. Jaminan atas kepastian langkah yang diambil. Jaminan atas segala keptusan yang diambil. Untuk dirinya maupun orang-orang yang mereka cintai. Suatu perjanjian antara dua orang untuk kepastian satu orang.

Pegangan untuk tetap melangkah ke satu tujuan. Bahkan sesuatu yang absurd pun butuh pegangan. Terutama pasangan. Bahkan saat tidak ada kejelasan, asal status sudah ditetapkan bersama, mau kekasih, kakak-adek, om-ponakan, asal jelas mereka akan rela menjadikan itu pegangan untuk melangkah maju.

Apa yang sama? Hanya sesuatu yang disepakati bersama. Untuk dipegang. Sebagai acuan untuk melangkah.

Hubungan aku dan kamu?

Ribet juga ya bicara pake bahasa berat, yang harus disamarkan maksud aslinya agar masuk rima hehehehehe…. Salut juga untuk para penggubah sastra, gokil banget. Banyak kata yang bisa mereka rangkai untuk menyampaikan maksud mereka. Karena apa yang dirasa seseorang adalah unik, dan kata-kata yang sudah ditemukan oleh umat manusia saat ini tidak akan bisa menggambarkan secara spesifik apa yang dirasakan seseorang.

Dari beberapa paragraf penuh nonsense dan ee’banteng di atas, sudah ada aku, kamu dan status.
Lalu bagaimana saat semua bergabung menjadi satu menjadi sosok megazord bernama Hubungan-Pria-dan-Wanita-Dewasa? Beginilah apa yang aku rasakan.

Kata move on akan sering dipakai orang disekitarku unutk menggambarkan keadaanku saat ini

“kamu belum bisa move on?”

Atau yang intinya semacam semacam itu dengan berjuta kombinasi kata yang akan dilontarkan padaku.

Gue udah move on, atau untuk lebih spesifiknya I’m moving on, gak semua orang kali akan mengambil jalan yang sama untuk meninggalkan masa lalu. Dan kalo emang move on semudah itu gue yakin itu bukan cinta yang sebenarnya. Karena sulit dilupakan dan melekat dalam di hatilah makanya disebut cinta.

  Yakin kamu mau move on dari aku?? Aa' mah rela stuck disini sama kamu > <

Aku sudah muak dengan cinta, setidaknya hingga tulisan ini dibuat. Toh belum terbukti (setidaknya olehku saat ini) kalau perjuangan tulus dan pengorbanan dan segala pengertian yang sudah kuberikan akan dibalas setimpal. Sekuat-kuatnya gue menunggu juga endingnya bakal sakit sendiri. Seikhlas-ikhlasnya aku mencintai belum tentu akan dibalas dengan besaran yang sama. Dan akhirnya hanya aku sendiri disini memandang bego ke arah bulan tersakit-sakit menunggu dan bersabar hingga keajaiban mimpiku akan terwujud. I’m moving on man!

Dan keadaan sekarang, keadaan yang tanpa ikatan. Keadaan dimana aku bebas memberi perhatian. Keadaan aku bebas menjauh saat dibuthkan. Keadaan bebas kuberi seperlunya dan aku akan mendapat berapapun yang kau beri. Tanpa tanggung jawab, tanpa tekanan, tanpa paksaan.

Nyaman. Nyaman ini yang sedang aku rasakan baik-baik. Nyaman ini yang membuatku susah berpaling. Nyaman ini yang membuat ku betah berlama-lama denganmu. Nyaman ini yang kunikmati sepenuhnya dari singatnya waktu kita bersama. Nyaman ini yang aku tidak ingin berakhir.

Apa yang aku rasakan?

Saat harus menyebut nilai untuk posisiku saat ini, aku berani menyebut infinite. Posisi saat ini sungguh tak ternilai. Tapi aku tahu betapa sadisnya aku jika ternyata kau menunggu kejelasan dariku. Saat kau mengharapkan sesuatu yang lebih dariku. Saat kau sudah siap dengan semuanya seedangkan aku hanya bahagia dengan cukup sampai disini.
Saat ini aku sudah puas hanya dengan mendukungmu untuk terus menari mengejar mimpi

Dan saat ada kamu saat aku harus menilai, belum ada angka serta skala yang cocok untuk menggambarkan posisiku saat ini. Saat ada aku dan kamu, infinite akan menjadi undefined.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Tidak ada yang tahu. Mungkin kamu sudah punya jawaban. Tapi ini bukan sekedar pilihan ganda buatku, ini essay. Untuk menjawab aku dan kamu akan menjadi essay yang sangat panjang karena bahkan aku belum menemukan jawaban. Aku masih dengan bahagia menatap answer sheet kosong yang ada di hadapanku. Mungkin kau sudah siap dengan multiple choice mu pun aku tetep keukeuh dengan jawaban essay ku.

Dan keputusanku?

Akan ada jawaban yang pasti untuk ini. jawaban untuk multiple choice mu. Entah dengan kamu yang sekarang atau kamu yang lain. Akupun tak ingin berlama-lama dengan ketidakpastian. tapi akupun tidak bisa memastikan kamu, kamu, atau kamu. Banyak kamu yang lain dengan posisiku sekarang. Tapi aku ingin sekali lagi egois untuk soal terakhir ini.

Jawaban akan datang dan aku akan dengan lantang dan yakin akan mengatakannya.

Jawaban itu akan muncul saat ada satu jawaban pasti tentang aku. Jawaban yang pasti tentang kamu. Jawaban yang pasti tentang status. Jawaban yang pasti tentang move on. Jawaban yang pasti tentang masa depan. Jawaban yang pasti tenatng keinginan. Jawaban yang pasti tentang cita-cita. Jawaban yang pasti tentang rasa. Jawaban yang pasti…

Karena jawaban itu adalah kita.

Dan semuanya masih berlanjut hingga sekarang...


PS : postingan ini tidak ada kaitannya dengan Ratu Vienny Fitrilya, semua kejadian yang terjadi adalah yang sedang gue rasakan saat ini dan jawaban atas pertanyaan orang-orang, dan foto Viny disini? modus aja sebenernya hehe...
Share: